Searching...
Kamis, 01 Agustus 2013

Dampak Buruk Rasa Kagum yang Berlebihan



Demam K-POP saat ini sedang melanda sebagian besar remaja Indonesia. Boyband, girlband, solois bahkan hingga rapper dari Negeri Ginseng tersebut menjadi populer di kalangan remaja. Mulai dari remaja yang tinggal di kota hingga remaja-remaja yang ada di pelosok desa. Kita bisa mendengar lagu-lagu K-POP dimana saja. Pernak pernik K-POP, mulai dari poster, wallpaper dan tema handphone hingga biografi seputar K-POP pun menjadi laris manis. Gaya berpakaian, gaya rambut dan gaya berdandan pun berbau K-POP-isme. Gema K-POP benar-benar terasa di negeri ini.
Apa penyebab ini semua? Apalgi jika bukan sifat dasar remaja atau bahkan sebagian besar rakyat Indonesia yang terlalu mudah kagum atau heboh terhadap sesuatu. Masyarakat kita terlalu mudah "wow" terhadap sesuatu yang baru. Ya mungkin memang tidak semuanya yang benar-benar 'ngefans'. Ada juga yang sekedar ikut-ikutan menjadi penggemar dadakan hanya karena takut dibilang ketinggalan jaman, kuno, katrok, dan tidak 'gaul'.
Pada dasarnya mengagumi atau 'ngefans' bukanlah hal yang dilarang. Itu merupakan hak setiap orang. Hanya saja kekaguman yang berlebihan itu yang tidak baik. Seperti ketika Justin Bieber ke Indonesia. Ada fans yang hingga menangis meraung-raung karena melihat sang idola. Rasa kagum yang berlebihan itu dapat menimbulkan berbagai masalah. Berikut adalah hal-hal buruk yang bisa terjadi karena rasa kagum yang berlebihan.
Membunuh kreatifitas
Rasa kekaguman yang berlebihan terhadap seseorang membuat kita cenderung menjadi 'pengikut'. Kita menjadi malas berpikir untuk menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru. Kita lebih nyaman menjadi serupa mengikuti sang idola dari pada menjadi berbeda dengan sesuatu yang baru. Otak kita yang sesungguhnya cemerlang tidak lagi bisa memunculkan ide-ide kreatif.
Ekspektasi yang berlebihan
Menjadi idola merupakan hal yang terlihat sangat menyenangkan. Memiliki banyak penggemar dan nama kita selalu dielu-elukan. Saat kita mengagumi suatu figur, kita cenderung menginginkan hal yang sama seperti yang dimiliki sang idola. Alhasil kita menjadi mengikuti segala hal yang dilakukan sang idola, sampai-sampai caranya dalam meraih kesuksesan. Sehingga muncul sifat 'sok artis' dalam diri kita. Kita menganggap kita bisa melakukan dan memiliki hal yang sama seperti sang idola. Padahal kita semua tahu setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda. Belum tentu bakat yang kita miliki serupa dengan bakat sang idola. Tetapi, karena ekspektasi kita untuk menjadi seperti sang idola akhirnya kita mengabaikan bakat yang kita punya.
Munculnya jiwa pesimis
Jika keinginan kita untuk menjadi seperti sang idola tidak terwujud, muncullah rasa putus asa dalam diri kita. Kita menjadi mengutuk diri kita sendiri karena tidak memiliki bakat seperti sang idola. Akhirnya kita menganggap diri kita adalah manusia tidak berguna yang tidak bisa apa-apa. Padahal, jika kita ingin mencari tahu, masih banyak bakat-bakat lainnya yang jauh lebih hebat yang kita miliki. Namun sayangnya, mata kita sudah dibutakan keinginan 'ngartis' kita.
Menghalangi kebahagiaan
Pada dasarnya kebahagiaan itu disebabkan oleh rasa syukur kita. Saat kita mengidolakan seseorang secara berlebihan, kita hanya melihat kelebihan yang dimiliki sang idola tersebut, yang mungkin bukan kelebihan kita. Kita menjadi tidak sadar dengan kelebihan yang kita miliki. Alhasil kita menjadi jarang bersyukur. Kebahagiaan pun akhirnya menjauh dari kita.
Menguras isi kantong
"Ngefans" memunculkan keinginan dalam diri kita untuk menyerupai sang idola. Bayangkan jika seandainya sang idola berganti gaya rambut tiga kali dalam sebulan. Berganti gaya berpakaian enam kali dalam sebulan. Berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk 'memiripkan diri' dengan sang idola?

Jadi, bijak-bijaklah dalam mengagumi sesuatu. Ingat pepatah Jawa yang mengatakan "ojo kagetan, ojo gumunan" yang berarti jangan menjadi orang yang mudah heran, kagum, dan heboh terhadap sesuatu. Kagumlah dengan sewajarnya saja. Ambillah hal-hal yang baik dari apa yang kita kagumi.

0 komentar:

Posting Komentar

Harap berkomentar dengan baik, admin akan menghapus komentar yang tidak layak publikasi

 
Back to top!